Bantu Suami, Istri Pemulung Ini Jadi Pencuci Pakaian Harian Saat Wabah Covid-19

Ibu-Dian-(1)-featured-image2

Disaat wabah Covid-19, penghasilan para pemulung berkurang sekitar 50 persen hingga 70 persen. Ibu Dian pun bekerja sebagai pencuci pakaian harian untuk membantu ekonomi keluarga.

Ibu Dian sehari-sehari bekerja sebagai pencuci pakaian. Sementara sang suami bekerja pemulung. Ia bekerja mencari sampah plastik untuk diberikan kepada sang majikan.  

Bukan hal mudah bagi mereka mengais rejeki di tengah pandemi Covid-19. Apalagi, pada Maret 2020, Pemerintah melaksanakan PSBB yang membatasi warga untuk bekerja. Alhasil, mereka sulit untuk mendapatkan pundi-pundi uang selama wabah Corona tersebut. Namun, sejak Pemerintah kembali membuka PSBB transisi. Lambat laun, mereka mulai bekerja seperti biasa. 

“Ya, lumayan sekarang sudah bisa bekerja seperti biasa walaupun penghasilan keluarga masih belum seperti dulu,” ujar perempuan berusia 25 tahun ini.

Ia mengaku mendapatkan penghasilan sebagai pencuci pakaian sebesar Rp 500.000 per bulan. Sebagian pendapatan itu untuk membayar kontrakan sebesar Rp 600.000. “Saya bantu-bantu suamilah. Kalau dia sendiri yang kerja nggak cukup jadinya saya kerja juga,” terangnya.

Saat ini, ia memiliki dua anak yang masih duduk dibangku sekolah. Kedua anak itu merupakan murid belajar di Rumah Belajar Kapuk (RBK). Ia pun mempunyai harapan agar kedua anaknya dapat menyelesaikan pendidikan dengan baik. “Anak saya yang satu masih kelas tiga SD dan yang satu lagi masih PAUD,” ujarnya.

Terkadang, rumah yang ditempatinya terkena imbas banjir. Pada Januari 2020, ia terpaksa tinggal di lantai dua untuk menghindari banjir. Baginya, banjir sudah menjadi hal yang biasa.

 “Kalau banjir saya lansung ngungsi keatas dengan papan kayu seadanya. Untung, ada papan ini. Jadi kalau banjir tinggal ngungsi keatas,”

Ibu Dian merupakan salah satu ibu yang tinggal di kawasan pemukiman kumuh di daerah Kapuk, Jakarta Barat. Kawasan itu memang dihuni oleh pemulung, pedagang keliling dan buruh pabrik yang dipenuhi tumpukan sampah. Jika musim hujan tiba, kawasan itu terkena dampak banjir.

Untuk meringankan beban Ibu Dian serta orang tua di Rumah Belajar Kapuk, YSBM menggelar donasi untuk makanan bergizi anak-anak di Rumah Belajar Kapuk. Selain belajar, anak-anak itu mendapatkan makanan bergizi dan sembako untuk orang tua yang membutuhkan.

Yuk, kita buat perubahan dengan berdonasi di bit.ly/donasiysbm.

More To Explore